Bogor Buta Aksara
|
|
BOGOR (Pos Kota) – Angka penyandang buta aksara di Kabupaten Bogor masih tinggi, yakni mencapai jumlah 18.260 jiwa. Dari jumlah ini, rata-rata paling banyak di usia produktif, antara 25 hingga 44 tahun. “Mereka terdiri dari beberapa golongan umur, mulai dari 15 hingga diatas 60 tahun,” kata Humas Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, Rony Kusmaya.
Ia mengatakan jumlahnya mencapai 11.737 jiwa. Dengan proporsi, jumlah laki-laki sebanyak 1.367 jiwa dan perempuan dengan 10.370 jiwa.
“Pola pikir orang tua yang menganggap pendidikan tak begitu penting menjadi penyebab utama. Faktor pendukung lainnya adalah ekonomi lemah keluarga dan letak tempat tinggal yang jauh dari pusat kota,”paparnya.
Dari data Disdik Kebupaten Bogor, penyandang buta aksara tersebar di 21 kecamatan dari total 40 kecamatan di Kebupaten Bogor.Kecamatan Kemang merupakan wilayah dengan jumlah terbanyak dengan total penyandang hingga 2.100 orang.
Disusul dengan Kecamatan Gunung Putri dengan 1.862 orang, Kecamatan Citereup dengan 1.761 orang, Kecamatan Sukamakmur dengan 1.515 orang, dan Kecamatan Cisarua dengan 1.420 orang.
Setelah itu, di Kecamatan Dramaga angka penyandang mencapai 1.373 orang, di Kecamatan Ciomas dengan 1.341 orang, di Kecamatan Cariu dengan 1.109 orang, di Kecamatan Mega Mendung dengan 1.098 orang, sementara di Kecamatan Cibungbulang, dengan 1.096 orang.
Di Kecamatan Parung jumlahnya mencapai 944 orang, Kecamatan Tanjung Sari dengan 913 orang, Kecamatan Gunung Sindur dengan 801 orang, Kecamatan Rumpin dengan 410 orang dan Cigudeg dengan 171 orang.
Sementara di Kecamatan Sukajaya jumlahnya mencapai 77 orang, di Kecamatan Ciampea dengan 50 orang, di Kecamatan Babakan Madang dengan 48 orang, di Kecamatan Tenjolaya dengan 40 orang, di Kecamatan Ciawi dengan 39 orang, dan di Kecamatan Kelapa Nunggal dengan 29 orang.
Meski demikian, Rony mensinyalir angka ini terus menurun tiap tahunnya. Dijelaskannya, di tahun 2005, angka buta aksara sempat mencapai 158 ribu. “Tapi sekarang angkanya tinggal belasan ribu,” ujarnya.
Di tahun 2011, Disdik menargetkan penurunan angka penyandang hingga 5 ribu orang atau menjadi 13260 penyandang. Menurut Rony, pihaknya telah menyiapkan anggaran hingga Rp 1,5 Miliar, dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor.
“Ada beberapa strategi yang kita lakukan. Diantaranya dengan memprogramkan wajib belajar melalui Keaksaraan Fungsional (KF), Paket A,B dan C, serta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),” tandasnya.
Filed Under: pendidikan